Kurikulum 2013 Setengah Matang dan Dipaksakan

Hasil rapat perdana evaluasi Kurikulum 2013 yang digelar Kementerian pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) menyimpulkan bahwa Kurikulum 2013 merupakan barang yang setengah matang. Parahnya lagi, kurikulum baru ini dipaksanakan untuk diimplementasikan di seluruh Indonesia mulai tahun ajaran 2014/2015 kemarin.

Rapat evaluasi Kurikulum 2013 menghadirkan mantan pejabat dan pejabat aktif Kemendikbud yang terlibat lahirnya Kurikulum 2013. Selain itu, Mendikbud Anies Baswedan juga mengundang Kepala SMAN 76 Jakarta Retno Listyarti dan pakar kurikulum Weilin Han untuk mereview impelemntasinya.

"Kita sengajar hadirkan pihak dari luar untuk me-review. Supaya jernih analisanya," kata Anies yang JulianTkj kutip dari JPNN (19/11/2014).

Kurikulum 2013 yang merupakan pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) ini dinilai kurikulum yang setengah matang. Kurikulum baru ini juga dipaksakan untuk diimplementasikan di seluruh sekolah. Kemendikbud akan menerjunkan tim untuk mendeteksi seberapa mentahnya kurikulum ini di lapangan.

"Saya ini menerima warisan masalah kebijakan implementasi kurikulum," kata Anies.

Dia mengatakan banyak sekali indikator bahwa Kurikulum 2013 merupakan kurikulum belum matang dan dipaksakan. Banyak guru yang kesulitan menjalankan penilaian Kurikulum 2013 yang berbasis diskripsi. Umumnya guru di Indonesia mengajar sampai 40 siswa.

Ketidaksiapan implementasi Kurikulum 2013 juga terlihat dari lambatnya distribusi buku. Menurutnya juga ada ketidaksesuaian antara kompetensi lulusan dengan materi yang diajarkan dalam buku pelajaran. Kekurangan Kurikulum 2013 itu merupakan buah dari keputusan pemerintah yang tergesa-gesa.